s
Keluarga Besar PGRI Cabang Kec. Tanjugsiang Subang Mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional tahun 2016 dan HUT PGRI Ke-71

Thursday, February 12, 2015

KURIKULUM 2013....apa, mengapa, bagaimana

Barangkali suatu hal yang lumrah manakala suatu kebijkan baru selalu mendapat tanggapan yang pro dan kontra. Begitu pula halnya ketika Kurikulum 2013 digulirkan, ada yang menolak, ada yang menerima, bahkan ada yang menaggapinya biasa-biasa saja. Penulis pikir itu syah-syah saja, dengan catatan semua memiliki alasan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Terlepas dari hiruk pikuk baik yang pro maupun kontra, ada baiknya kita memahaminya dulu lebih mendalam, karena pepatah bilang “tak kenal maka tak sayang”, dengan memahami lebih jauh dan mendalam niscaya kita akan lebih sayang terhadap Kurikulum 2013.
Dalam percaturan di bidang pendidikan istilah kurikulum bukanlah barang baru. Bagi guru, kepala sekolah, pengawas, dan para pejabat pendidikan yakin hapal betul apa itu kurikulum. Oleh karena itu, tugas penulis semakin ringan karena tidak perlu menjelaskan secara harfiah apa itu kurikulum. Tetapi yang jelas kurikulum bukanlah hanya sekedar Program pembelajaran, RPP, SK, dan KD tetapi memiliki makna yang luas baik yang tersirat maupun yang tersurat, sehingga definisi kurikulum secara pasti memang sulit di temukan. Penulis sendiri mengasosiasikan kurikulum seperti jalan yang akan ditempuh untuk menuju suatu tujuan. Agar mencapai tujuan tersebut dengan selamat, perlu memperhatikan rambu-rambu yang terpampang di setiap trotoar jalan. Dalam ilustrasi tersebut guru berfungsi ganda sebagai sopir dan kondektur, para siswa sebagai penumpang. Tugas sopir membawa penumpang ke tempat tujuan, dan selama perjalanan kondekturlah yang melayani penumpang. Kepiawaian sopir dan kondektur diperlukan agar dalam perjalanan menyenangkan dan tidak membosankan.
Selanjutnya, mengapa kurikulum selalu mengalami perubahan ?, jawabannya, mari kita simak lanjutan cerita di atas tentang sopir, kondektur, dan penumpang. Sebuah bis jurusan Subang – Jakarta selalu memakai jalan umum, lama kelamaan jalan tersebut akan rusak dan bertambah macet karena pertambahan volume kendaraan. Kondisi tersebut sudah pasti membuat penumpang tidak nyaman dan putus asa. Sementara ada juga jalan tol yang menuju Jakarta. Tentu pembaca sependapat bis jurusan Subang – Jakarta tersebut akan lebih efektif dan efisien kalau melewati jalan tol dibanding jalan umum. Dengan demikian, perubahana kurikulum diperlukan agar perjalanan lebih efektit, efisien dan menyenangkan bagi penumpang.  
Memasuki jalan tol tentu bukanlah hal mudah terutama bagi para sopir yang biasa menggunakan jalan umum biasa, banyak hal yang harus dipersiapkan. Misal kondisi kendaraan, phisik sopir, karena kurang kesiapan tidak menutup kemungkinan akan membahayakan penumpang yang pada ujungnya akan mengakibatkan kecelakaan. Disinilah sebenanya mengapa kebijakan kurikulum 2013 menjadi sangat ramai banyak dipersoalkan.
Kurikulum 2013 secara prinsip masih satu genetic dengan kurikulum sebelummnya, yakni kurikulum 2004 dan kurikulum 2006. Perbedaannya, dalam Kurikulum 2013 lebih ditonjokan pada aspek afektik dengan penilaian nontes dan portofolio. Dengan demikian idealnya peserta didik pada jenjang SD tidak teralalu dibebani dengan hapalan tetapi dipersiapkan untuk memiliki budi pekerti atau karakter yang baik, sebagai bekal mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.

Bisa dikatakan juga Kurikulum 2013 ingin mengubah pola pendidikan yang berorientasi pada hasil ke arah pola pendidikan sebagai proses. Pendidikan berbasis proses lebih banyak melibatkan peserta didik untuk bereksplorasi untuk menggali dan membentuk potensinya melalui penalaran ilmiah. Ketika tujuan ini tercapai niscaya para generasi kita di masa – masa yang akan datang tumbuh kembang menjadi insane-insan yang siap beradabtasi, mengahdapai berbagai kemungkinan dalam memasuki era globalisasi yang penuh tantangan……semoga !